Jumat, 29 Juni 2012

Kerajaan Singasari

Makalah Sejarah Indonesia II

 kerajaan Singasari



Dosen Pengampu :
ABDUL RAHMAN S.Pd






  ILHAM SIREGAR
 201105027
 Sejarah Indonesia II





BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa timur sudah didiami oleh penduduk yang cukup padat sebelum raja Balitung, yaitu khususnya di sepanjang lembah Sungai Brantas. Sungai Brantas dijadikan modal utama untuk mendirikan kerajaan besar yang bersumbu padanya. Di jawa timur pada waktu itu tersebar banyak kerajaan-kerajaan kecil yang masing-masing berdaulat di daerah-daerah rendah yang dan Kawi Kelud. Kondisi geografis Jawa Timur yang seperti itu menjadikan sistem pemerintahan tidak sentral. Belum juga terhitung daerah pertanian di dataran tinggi Malang yang pada waktu itu ditempati oleh Tumapel.
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur yang juga ditentukan oleh kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut dari hulu, hilir sampai dengan muaranya. Sungai Brantas seakan-akan seperti rubuh ular yang melingkar dengan letak kepala yang mendekati ekornya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur selain berurat nadi pada Sungai Brantas juga lokasinya mengelilingi Gunung Penanggungan, seperti Daha, Kahuripan, Majapahit, Jenggala, dan Tumapel. Sungai Brantas memiliki pola aliran air yang melingkar, dimana mata airnya ada di lereng kompleks Gunung Arjuno-Anjasmoro.
Pola yang melingkar ini yang melahirkan bagian-bagian hilir dan hulu yang masing-masing dapat melahirkan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis dari kerajaan-kerajaan yang berdiri. Diantara hulu dan delta Sungai Brantas tersebut, ada salah satu kerajaan yang berdiri yaitu kerajaan Singosari dimana letak ibu kotanya adalah bertempat di dataran rendah Pasuruan sampai daerah Lawang. Di Dataran Tinggi Malang tepatnya di daerah sebelah timur Gunung Kawi merupakan daerah yang beriwayat.
Salah satu raja yang tersohor adalah Ken Arok yang mulai kecil sampai wafatnya di habiskan di dataran tinggi Malang. Keadaan tanah yang subur, iklim yang dingin tetapi kering serta di dukung dengan adanya sungai Brantas menyebabkan daerah ini selalau memegang peranan penting.
Kerajaan Singosari terletak di sebelah timur Gunung Kawi di hulu Sungai Brantas di daerah Jawa Timur. Pada abad 13 Singosari hanya merupakan desa kecil yang tidak berarti. Keadaan itu lambat laun berubah bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok dari desa Pangkur, yang berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan raja Kertajaya pada tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan berpusat di desa Kutaraja. Pada tahun 1254 nama Kutaraja diganti dengan nama Singosari oleh cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana. Singosari menguasai wilayah jawa timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Singosari
Pada abad ke 13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang bernama kerajaan Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya tahun 1222 – 1227.
Menurut kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah kehidupan Ken Arok sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang berasal dari desa Pangkur. Berkat bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat sebagai anak pungut dan dapat mengabdi kepada seorang Akuwu (setingkat bupati) di tumapel yang bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu Tumapel adalah wilayah bawahan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada saat mengabdi di Tumapel, Ken Arok tertarik kepada istri Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Maka dari itu Ken Arok berusaha membunuh Tunggul Ametung sehingga ia bias menggantikannya sebagai akuwu di Tumapel.
Sebagai Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Kediri. Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang tidak senang dengan pemerintahan Kertajaya, mereka bertempur melawan raja Kediri dan di desa Ganter Ken Arok dapat mengalahkan Raja Kediri. Dengan kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja Tumapel dan Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan dengan ibu kota tetap di Tumapel yang diberi nama Kuta Raja. Di bawah pemerintahannya kerajaan Singosari menjadi aman dan tenteram. Tahun 1227 Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak Tunggul Ametung) yang mmbalas dendam kematian ayahnya. Sejak itu Singosari dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248). Anusapati dibunuh oleh Toh joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang), yang membalas dendam kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya beberapa bulan karena ia dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang membalas dendam atas kematian ayahnya. Pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi di kalangan raja-raja Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana yang memerintah dengan sepupunya bernama Mahesa Cempaka. Tahun 1254 Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya yang bernama Kertanegara. Di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292) kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya. Kertanegara bercita-cita menjadi penguasa Singosari dan daerah sekitarnya seluas mungkin. Tahun 1292 pada saat melaksanakan upacara Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-tokoh penting lainnya gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Dengan meninggalnya Kertanegara , maka kerajaan Singosari berakhir. Jenazah Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai Budha di Sagala. Kertanegara bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan sebagai jiwa dicandikan di Singosari sebagai Bhairawa.

B. Keadaan Alam di daratan tinggi Malang
Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.652 m). Pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur .
Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri terdiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan barupa pegunungan dan daratan bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagaian besar pantainya berbukit.
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, separti salak dan semangka.
Dataran tinggi Malang tanahnya berwarna coklat tua sampai hampir hitam. Ini menandakan bahwa daerah tersebut di masa lampaunya merupakan suatu danau purba yang kemudian mengalami proses pengeringan menjadi dataran tinggi, setelah airnya dapat dibuang ke luar melalui sungai Brantas yang palungnya mewujudkan dasar dari danau tersebut yang terdalam.
Menurut Mohr danau purba tersebut mula-mula adalah suatu ledokan (terapit oleh lereng-lereng gunung Semeru di sebelah Timur, pegunungan Kidul disebelah Selatannya, Gunung Kawi dan Arjuna di sebelah Baratnya) yang terisi oleh bekuan berbagai tuf dan eflata dari ledakan-ledakan dari gunung berapi tadi.
Menurut Verbeek dan Fennema, para geolog Belanda pada awal abad ini, bahan-bahan lava yang membeku tadi bertumpuk-tumpuk di pinggiran ledokan tadi, sehingga air terhenti dan dengan demikian terbentuklah rawa-rawa yang akhirnya meningkat menjadi suatu danau. Kemudian gunung-gunung api sekeliling tadi masih saja melanjutkan Erupsinya dengan membuang lava dan eflata kedalam ledokan itu sehingga dasarnya terisi dan menjadi makin mendatar untuk berproses untuk menjadi dataran tinggi Malang, setelah airnya dapat diluapkan keluar.
Waktu dalam proses mengeringnya danau itu, muncullah hutan-hutan yang makin meluas dan menyumbangkan lapisan humus tebal kepada tanah yang ada dibawahnya. Setelah dating penduduk dan hutan dibuka untuk pertanian, lambat laun terciptalah dataran tinggi dengan pertanian padi yang maju. Sementara itu curah hujan cukup dan pembagian musim cukup menguntungkan untuk melahirkan daerah pertanian yang makmur seperti Tumampel dan Singhasari dikemudian hari.
Kerajaan Jawa Timur yang akan dibangun tidak dapat dilepaskan dari sumbu perekonomiannya yakni sungai Brantas, yang bermuara ke laut melalui dua muaranya yaitu sungai Porong dan sungai Kencana yang kemudian disebut mas. Delta sungai Brantas ini selalu strategis lokasinya bagi proses berdirinya kekuasaan baru di Jawa Timur, sejak Sindok.

C. Keadaan Geografis Politik Kerajaan Singosari
Sejarah Jawa Timur,terhitung mulai dari Pugatan (perjuangan raja Erlangga sejak awal abad ke 11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke 13) tidak dapat diuraikan lepas dari pentingnya sunagi Brantas selain menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa histories yang penting, sungai tersebut melatarbelakangi berbagai fakta sejarah di Jawa Timur.
Latar belakang kegiatan politis, sosial ekonomis dan kultural dari kerajaan Panjalu dan Jenggala kemudian Kadiri dan akhirnya Singhasari terletak dalam nilai kombinasinya bagian-bagian aliran sungai Brantas yang melingkar seperti ular itu.
Aliran sungai Brantas dapat dibagi atas tiga bagian:
1.      Hilir atas
Ini menempati dataran tinggi Malang sekarang yang dulunya ditempati oleh wilayah induk Tumampel semenjak akuwu Tunggul Amentung berasal, sampai pada masa bertahtahnya Kertajaya di Kediri (th 1220).
2.      Hilir tengah
Di sinilah terletak kota Daha (Gelang-Gelang, Gelgelang atau Kediri) yang menjadi ibu kota kerajaan Panjalu (1041) untuk kemudian menjadi kerajaan Kediri (1045-1222). Dataran rendah Kediri memanjang dari Selatan ke Utara (persisnya dari Tulungagung sekarang sampai Kertosono dengan diapit oleh tiga gunung yaitu gunung Wilis sebelah Barat, komplek gunung Arjuno-Anjasmoro serta Kawi-Kelud di sebelah Timurnya.
3.      Hilir Bawah
Dataran rendah ini membujur Barat Timur dari Kertosono sampai Delta sungai Brantas. Sebelum sampai awal Delta tersebut, terletak pusat kerajaan Majapahit tak jauh dari Trowulan sekarang di Kabupaten Mojokerto.
Antar Hilir atas dan tengah, ada daerah Blitar sekarang di Lereng Selatan gunung Kelud itu terletak candi Penataran. Meskipun ini tak penting untuk di bahas secara khusus, daerah ini pernah dipotong oleh perbatasan kerajaan Panjalu dengan Jenggala yang mengikuti garis lurus dari Utara ke Selatan melalui puncak gunung Arjuna-Anjasmoro dan Kawi-Kelud untuk terus menuju ke Samudra Hindia. Pada garis itulah terletak Kali Leksa sebagai anak sungai Brantas.
Sungai Brantas pola alirannya melingkar, mata airnya ada di lereng komplek gunung Arjuno-Anjasmoro. Pola melingkar inilah yang melahirkan bagian-bagian Hilir serta Hulunya yang masing-masing menstimulasikan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis pada pemimpin dari abad ke abad. Antara hulu dan Delta sumgai tersebut terletak dataran rendah Pasuruan dan daerah Pelana(Zadelgebied) Lawang sekarang yang pernah ditempati ibu kota kerajaan Singhasari.
Keberadaan Sungai Brantas sangat berpengaruh terhadap kekuatan politik berbagai kerajaan di Jawa Timur tinjauan geografi politik seluruh alirannya dari hulu sampai muara dapat dikuasai oleh satu kerajaan, maka dapatlah kerajaan yang bersangkutan tumbuh menjadi kombinasi negeri agraris-maritim yang ideal. Stuktur ini pernah nyata di zaman Erlangga (1037-1389) dengan pusatnya di Kahuripan. Begitu juga pada jaman Kertanegara (1268 -1389) yang berpusat di Singhasari.
Erlangga membagi wilayah kerajaannya menjadi dua bagian sehingga merugikan masing-masingnya, Panjalu sebagai gudang beras ( hasil dataran rendah kediri dan çlokasinnya di pedalaman Jawa Timur. Janggala menguasai pelabuhan-pelabuhan di Laut Jawa akan tetapi tak menguasai daerah pedalaman secara geografis dan ekonomis.
Pembagian dua yang sial ini akhirnya mengalami perubahan setelah pihak Kediri atau Panjalu berhasil merebut delta sungai Brantas sehingga terbuka baginya untuk mulai mengembangkan suatu kombinasi negeri agraris-maritim yang kemudian dapat melebarkan sayap kegiatannya ke Nusantara bagian Timur, adapun Jenggala makin menyempit ke wilayah Singhasari yang mata pencariannya melulu agraris. Kemudian Kertanegara (1268-1292) mewarisi keadaan yang diciptakan oleh Ranggawuni, tetapi berupa Negara kombinasi yang setengah sempurna.
Pada dasarnya ada dua variasi bentuk kombinasi agraris - maritim, yakni yang sempurna dan setengah sempurna. Yang sempurna dialami pada zaman Erlangga, Kertanegara dan Hayam wuruk artinya seluruh pola aliran sungai Brantas dikuasai secara sempurna. Adapun yang setengah sempurna dapat berupa dua bentuk.
Pertama, di situ hilir tengah (kediri) dan delta-muara sungainya dikuasai oleh satu pimpinan, sebagaimana terjadi antara tahun 1115 dan 1222 ini meliputi pemerintahan raja-raja Kameswara I, Jayabaya, Kameswara II, çrengga dan Kertajaya. Kedua, hanya bagian hilir atas dan bagian delta serta muara sungai Brantas saja yang dikuasai raja, yakni Ranggawuni (1248-1268) Pada masa itu Tumapel – Singhasari sebagai pusat dikuasai tentunya. Ditambah daengan pelabuhan Canggu sebagai pelabuhan dan kunci perdagangan.

BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sungai Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat ditelaah ciri-ciri tanahnya pada setiap lembahnya semunya itu ditentukan oleh kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut dari hulu, hilir, hingga muaranya. Dan kerajaan di Jawa Timur yang akan dibangun tidak bisa lepas dari sumbu perekonomian yakni Sungai Brantas.
Latar belakang geografis kerajaan Singhasari tak dapat dibatasi pada kondisi alamnya pada abad ke-13 saja. Harus pula diadakan ancang-ancang yang cukup maju kedepan yakni abad ke-11 dan 12. sebabnya adalah karena sungai Brantas sudah berfungsi secara ekonomis maupun politis pada masa-masa tersebut mulai dari Pugatan (perjuangan Erlangga sejak awal abad ke-11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke-13). Selain menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa historis yang penting, sungai tersebut juga melatar belakangi berbagai fakta sejarah di Jawa Timur.
Salah satu kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Timur yaitu Kerajaan Singosari. Kerajaan ini terletak di sebelah timur Gunung Kawi di hulu Sungai Brantas di daerah Jawa Timur. Pada abad 13 Singosari hanya merupakan desa kecil yang tidak berarti. Keadaan itu lambat laun berubah bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok dari desa Pangkur, yang berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan raja Kertajaya pada tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan berpusat di desa Kutaraja. Pada tahun 1254 nama Kutaraja diganti dengan nama Singosari oleh cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana. Singosari menguasai wilayah jawa timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.

DAFTAR PUSTAKA


Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejaraan I (Peradaban Dunia). Bandung : Penerbit Alumni.
Hardjowardojo, Pitono. 1965. Pararaton. Djakarta : Bhatara.
Poesponegoro, M. Djoened dan Notosusanto, N. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : PN. Balai Pustaka.
Slametmulyana. 1979. Negarakretagama dan Tafsir Sejarahnya . Jakarta: Bhatara Karya Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar