Makalah Sejarah Indonesia II
kerajaan Singasari
Dosen Pengampu :
ABDUL RAHMAN S.Pd
ILHAM SIREGAR
201105027
Sejarah Indonesia II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa
timur sudah didiami oleh penduduk yang cukup padat sebelum raja
Balitung, yaitu khususnya di sepanjang lembah Sungai Brantas. Sungai
Brantas dijadikan modal utama untuk mendirikan kerajaan besar yang
bersumbu padanya. Di jawa timur pada waktu itu tersebar banyak
kerajaan-kerajaan kecil yang masing-masing berdaulat di daerah-daerah
rendah yang dan Kawi Kelud. Kondisi geografis Jawa Timur yang seperti
itu menjadikan sistem pemerintahan tidak sentral. Belum juga terhitung
daerah pertanian di dataran tinggi Malang yang pada waktu itu ditempati
oleh Tumapel.
Sungai
Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur yang juga
ditentukan oleh kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai
tersebut dari hulu, hilir sampai dengan muaranya. Sungai Brantas
seakan-akan seperti rubuh ular yang melingkar dengan letak kepala yang
mendekati ekornya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Jawa Timur selain
berurat nadi pada Sungai Brantas juga lokasinya mengelilingi Gunung
Penanggungan, seperti Daha, Kahuripan, Majapahit, Jenggala, dan Tumapel.
Sungai Brantas memiliki pola aliran air yang melingkar, dimana mata
airnya ada di lereng kompleks Gunung Arjuno-Anjasmoro.
Pola
yang melingkar ini yang melahirkan bagian-bagian hilir dan hulu yang
masing-masing dapat melahirkan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis
dari kerajaan-kerajaan yang berdiri. Diantara hulu dan delta Sungai
Brantas tersebut, ada salah satu kerajaan yang berdiri yaitu kerajaan
Singosari dimana letak ibu kotanya adalah bertempat di dataran rendah
Pasuruan sampai daerah Lawang. Di Dataran Tinggi Malang tepatnya di
daerah sebelah timur Gunung Kawi merupakan daerah yang beriwayat.
Salah
satu raja yang tersohor adalah Ken Arok yang mulai kecil sampai
wafatnya di habiskan di dataran tinggi Malang. Keadaan tanah yang subur,
iklim yang dingin tetapi kering serta di dukung dengan adanya sungai
Brantas menyebabkan daerah ini selalau memegang peranan penting.
Kerajaan
Singosari terletak di sebelah timur Gunung Kawi di hulu Sungai Brantas
di daerah Jawa Timur. Pada abad 13 Singosari hanya merupakan desa kecil
yang tidak berarti. Keadaan itu lambat laun berubah bertepatan dengan
munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok dari desa Pangkur, yang
berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan raja Kertajaya
pada tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan berpusat di desa
Kutaraja. Pada tahun 1254 nama Kutaraja diganti dengan nama Singosari
oleh cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana. Singosari menguasai
wilayah jawa timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Kerajaan Singosari
Pada
abad ke 13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang
bernama kerajaan Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan
gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya
tahun 1222 – 1227.
Menurut
kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah kehidupan
Ken Arok sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang berasal
dari desa Pangkur. Berkat bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat
sebagai anak pungut dan dapat mengabdi kepada seorang Akuwu (setingkat
bupati) di tumapel yang bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu Tumapel
adalah wilayah bawahan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya.
Pada saat mengabdi di Tumapel, Ken Arok tertarik kepada istri Tunggul
Ametung yaitu Ken Dedes. Maka dari itu Ken Arok berusaha membunuh
Tunggul Ametung sehingga ia bias menggantikannya sebagai akuwu di
Tumapel.
Sebagai
Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah kekuasaan kerajaan
Kediri. Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang tidak senang
dengan pemerintahan Kertajaya, mereka bertempur melawan raja Kediri dan
di desa Ganter Ken Arok dapat mengalahkan Raja Kediri. Dengan
kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja Tumapel dan
Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan dengan ibu kota tetap di
Tumapel yang diberi nama Kuta Raja. Di bawah pemerintahannya kerajaan
Singosari menjadi aman dan tenteram. Tahun 1227 Ken Arok mati dibunuh
Anusapati (anak Tunggul Ametung) yang mmbalas dendam kematian ayahnya.
Sejak itu Singosari dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248).
Anusapati dibunuh oleh Toh joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang),
yang membalas dendam kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya
beberapa bulan karena ia dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang
membalas dendam atas kematian ayahnya. Pembunuhan demi pembunuhan terus
terjadi di kalangan raja-raja Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana
yang memerintah dengan sepupunya bernama Mahesa Cempaka. Tahun 1254
Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya yang bernama
Kertanegara. Di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292) kerajaan
Singosari mencapai puncak kejayaannya. Kertanegara bercita-cita menjadi
penguasa Singosari dan daerah sekitarnya seluas mungkin. Tahun 1292 pada
saat melaksanakan upacara Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-tokoh
penting lainnya gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri.
Dengan meninggalnya Kertanegara , maka kerajaan Singosari berakhir.
Jenazah Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai Budha di
Sagala. Kertanegara bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan
sebagai jiwa dicandikan di Singosari sebagai Bhairawa.
B. Keadaan Alam di daratan tinggi Malang
Kabupaten
Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten
Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat
dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339
m) dan Gunung Kawi (2.652 m). Pegunungan ini terdapat mata air Sungai
Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur .
Bagian
timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan
puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung
Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri
terdiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut.
Bagian selatan barupa pegunungan dan daratan bergelombang. Dataran
rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagaian besar pantainya
berbukit.
Kabupaten
Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan
timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat
banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama
di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan
hortikultura, separti salak dan semangka.
Dataran
tinggi Malang tanahnya berwarna coklat tua sampai hampir hitam. Ini
menandakan bahwa daerah tersebut di masa lampaunya merupakan suatu danau
purba yang kemudian mengalami proses pengeringan menjadi dataran
tinggi, setelah airnya dapat dibuang ke luar melalui sungai Brantas yang
palungnya mewujudkan dasar dari danau tersebut yang terdalam.
Menurut
Mohr danau purba tersebut mula-mula adalah suatu ledokan (terapit oleh
lereng-lereng gunung Semeru di sebelah Timur, pegunungan Kidul disebelah
Selatannya, Gunung Kawi dan Arjuna di sebelah Baratnya) yang terisi
oleh bekuan berbagai tuf dan eflata dari ledakan-ledakan dari gunung
berapi tadi.
Menurut
Verbeek dan Fennema, para geolog Belanda pada awal abad ini,
bahan-bahan lava yang membeku tadi bertumpuk-tumpuk di pinggiran ledokan
tadi, sehingga air terhenti dan dengan demikian terbentuklah rawa-rawa
yang akhirnya meningkat menjadi suatu danau. Kemudian gunung-gunung api
sekeliling tadi masih saja melanjutkan Erupsinya dengan membuang lava
dan eflata kedalam ledokan itu sehingga dasarnya terisi dan menjadi
makin mendatar untuk berproses untuk menjadi dataran tinggi Malang,
setelah airnya dapat diluapkan keluar.
Waktu
dalam proses mengeringnya danau itu, muncullah hutan-hutan yang makin
meluas dan menyumbangkan lapisan humus tebal kepada tanah yang ada
dibawahnya. Setelah dating penduduk dan hutan dibuka untuk pertanian,
lambat laun terciptalah dataran tinggi dengan pertanian padi yang maju.
Sementara itu curah hujan cukup dan pembagian musim cukup menguntungkan
untuk melahirkan daerah pertanian yang makmur seperti Tumampel dan
Singhasari dikemudian hari.
Kerajaan
Jawa Timur yang akan dibangun tidak dapat dilepaskan dari sumbu
perekonomiannya yakni sungai Brantas, yang bermuara ke laut melalui dua
muaranya yaitu sungai Porong dan sungai Kencana yang kemudian disebut
mas. Delta sungai Brantas ini selalu strategis lokasinya bagi proses
berdirinya kekuasaan baru di Jawa Timur, sejak Sindok.
C. Keadaan Geografis Politik Kerajaan Singosari
Sejarah
Jawa Timur,terhitung mulai dari Pugatan (perjuangan raja Erlangga sejak
awal abad ke 11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke
13) tidak dapat diuraikan lepas dari pentingnya sunagi Brantas selain
menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa histories yang penting, sungai
tersebut melatarbelakangi berbagai fakta sejarah di Jawa Timur.
Latar
belakang kegiatan politis, sosial ekonomis dan kultural dari kerajaan
Panjalu dan Jenggala kemudian Kadiri dan akhirnya Singhasari terletak
dalam nilai kombinasinya bagian-bagian aliran sungai Brantas yang
melingkar seperti ular itu.
Aliran sungai Brantas dapat dibagi atas tiga bagian:
1. Hilir atas
Ini
menempati dataran tinggi Malang sekarang yang dulunya ditempati oleh
wilayah induk Tumampel semenjak akuwu Tunggul Amentung berasal, sampai
pada masa bertahtahnya Kertajaya di Kediri (th 1220).
2. Hilir tengah
Di
sinilah terletak kota Daha (Gelang-Gelang, Gelgelang atau Kediri) yang
menjadi ibu kota kerajaan Panjalu (1041) untuk kemudian menjadi kerajaan
Kediri (1045-1222). Dataran rendah Kediri memanjang dari Selatan ke
Utara (persisnya dari Tulungagung sekarang sampai Kertosono dengan
diapit oleh tiga gunung yaitu gunung Wilis sebelah Barat, komplek gunung
Arjuno-Anjasmoro serta Kawi-Kelud di sebelah Timurnya.
3. Hilir Bawah
Dataran
rendah ini membujur Barat Timur dari Kertosono sampai Delta sungai
Brantas. Sebelum sampai awal Delta tersebut, terletak pusat kerajaan
Majapahit tak jauh dari Trowulan sekarang di Kabupaten Mojokerto.
Antar
Hilir atas dan tengah, ada daerah Blitar sekarang di Lereng Selatan
gunung Kelud itu terletak candi Penataran. Meskipun ini tak penting
untuk di bahas secara khusus, daerah ini pernah dipotong oleh perbatasan
kerajaan Panjalu dengan Jenggala yang mengikuti garis lurus dari Utara
ke Selatan melalui puncak gunung Arjuna-Anjasmoro dan Kawi-Kelud untuk
terus menuju ke Samudra Hindia. Pada garis itulah terletak Kali Leksa
sebagai anak sungai Brantas.
Sungai
Brantas pola alirannya melingkar, mata airnya ada di lereng komplek
gunung Arjuno-Anjasmoro. Pola melingkar inilah yang melahirkan
bagian-bagian Hilir serta Hulunya yang masing-masing menstimulasikan
kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis pada pemimpin dari abad ke abad.
Antara hulu dan Delta sumgai tersebut terletak dataran rendah Pasuruan
dan daerah Pelana(Zadelgebied) Lawang sekarang yang pernah ditempati ibu
kota kerajaan Singhasari.
Keberadaan
Sungai Brantas sangat berpengaruh terhadap kekuatan politik berbagai
kerajaan di Jawa Timur tinjauan geografi politik seluruh alirannya dari
hulu sampai muara dapat dikuasai oleh satu kerajaan, maka dapatlah
kerajaan yang bersangkutan tumbuh menjadi kombinasi negeri
agraris-maritim yang ideal. Stuktur ini pernah nyata di zaman Erlangga
(1037-1389) dengan pusatnya di Kahuripan. Begitu juga pada jaman
Kertanegara (1268 -1389) yang berpusat di Singhasari.
Erlangga
membagi wilayah kerajaannya menjadi dua bagian sehingga merugikan
masing-masingnya, Panjalu sebagai gudang beras ( hasil dataran rendah
kediri dan çlokasinnya di pedalaman Jawa Timur. Janggala menguasai
pelabuhan-pelabuhan di Laut Jawa akan tetapi tak menguasai daerah
pedalaman secara geografis dan ekonomis.
Pembagian
dua yang sial ini akhirnya mengalami perubahan setelah pihak Kediri
atau Panjalu berhasil merebut delta sungai Brantas sehingga terbuka
baginya untuk mulai mengembangkan suatu kombinasi negeri agraris-maritim
yang kemudian dapat melebarkan sayap kegiatannya ke Nusantara bagian
Timur, adapun Jenggala makin menyempit ke wilayah Singhasari yang mata
pencariannya melulu agraris. Kemudian Kertanegara (1268-1292) mewarisi
keadaan yang diciptakan oleh Ranggawuni, tetapi berupa Negara kombinasi
yang setengah sempurna.
Pada
dasarnya ada dua variasi bentuk kombinasi agraris - maritim, yakni yang
sempurna dan setengah sempurna. Yang sempurna dialami pada zaman
Erlangga, Kertanegara dan Hayam wuruk artinya seluruh pola aliran sungai
Brantas dikuasai secara sempurna. Adapun yang setengah sempurna dapat
berupa dua bentuk.
Pertama,
di situ hilir tengah (kediri) dan delta-muara sungainya dikuasai oleh
satu pimpinan, sebagaimana terjadi antara tahun 1115 dan 1222 ini
meliputi pemerintahan raja-raja Kameswara I, Jayabaya, Kameswara II,
çrengga dan Kertajaya. Kedua, hanya bagian hilir atas dan bagian delta
serta muara sungai Brantas saja yang dikuasai raja, yakni Ranggawuni
(1248-1268) Pada masa itu Tumapel – Singhasari sebagai pusat dikuasai
tentunya. Ditambah daengan pelabuhan Canggu sebagai pelabuhan dan kunci
perdagangan.
BAB II
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sungai
Brantas sebagai urat nadi kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dapat
ditelaah ciri-ciri tanahnya pada setiap lembahnya semunya itu ditentukan
oleh kehadiran gunung-gunung api yang mengapit aliran sungai tersebut
dari hulu, hilir, hingga muaranya. Dan kerajaan di Jawa Timur yang akan
dibangun tidak bisa lepas dari sumbu perekonomian yakni Sungai Brantas.
Latar
belakang geografis kerajaan Singhasari tak dapat dibatasi pada kondisi
alamnya pada abad ke-13 saja. Harus pula diadakan ancang-ancang yang
cukup maju kedepan yakni abad ke-11 dan 12. sebabnya adalah karena
sungai Brantas sudah berfungsi secara ekonomis maupun politis pada
masa-masa tersebut mulai dari Pugatan (perjuangan Erlangga sejak awal
abad ke-11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke-13).
Selain menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa historis yang penting,
sungai tersebut juga melatar belakangi berbagai fakta sejarah di Jawa
Timur.
Salah
satu kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Timur yaitu Kerajaan
Singosari. Kerajaan ini terletak di sebelah timur Gunung Kawi di hulu
Sungai Brantas di daerah Jawa Timur. Pada abad 13 Singosari hanya
merupakan desa kecil yang tidak berarti. Keadaan itu lambat laun berubah
bertepatan dengan munculnya seorang pemuda bernama Ken Arok dari desa
Pangkur, yang berjaya meruntuhkan kerajaan Kediri dan merebur kekuasan
raja Kertajaya pada tahub 1222. Sejak itu ia mendirikan kerajaan
berpusat di desa Kutaraja. Pada tahun 1254 nama Kutaraja diganti dengan
nama Singosari oleh cucunya yang bergelar Jaya Wisnuwardhana. Singosari
menguasai wilayah jawa timur dari tahun 1222 sampai tahun 1292.
DAFTAR PUSTAKA
Daldjoeni, N. 1982. Geografi Kesejaraan I (Peradaban Dunia). Bandung : Penerbit Alumni.
Hardjowardojo, Pitono. 1965. Pararaton. Djakarta : Bhatara.
Poesponegoro, M. Djoened dan Notosusanto, N. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta : PN. Balai Pustaka.
Slametmulyana. 1979. Negarakretagama dan Tafsir Sejarahnya . Jakarta: Bhatara Karya Aksara.